Pernah
ga? Saat kamu pulang kuliah, masuk kamar trus tiduran sambil natap ke
langit-langit kamar, kamu ngebayangin aku? Engga kan? Hehe
Coba deh
sekali saja kamu bayangin aku.
Bayangin
aja bayangin.
Gimana
usaha aku selama ini, usaha yang gak pernah kamu hargain sama sekali.
Ini udah
lebih dari 9 bulan yang lalu, kamu tau?!
Coba deh
bayangin, saat ibu kamu ngandung kamu dulu..
Beliau
nahan sakit, berat, cape sendirian.
Beliau
ngejaga kamu dengan thulus.
Beliau
gak pernah ngeluh. Karna apa? Karna dia sayang sama kamu. Karna dia engga mau
calon buah hatinya kenapa-kenapa.
Karna dia
pengen saat lahir nanti, buah hatinya bakal tumbuh jadi laki-laki yang tampan,
laki-laki yang sholeh dan laki-laki yang bisa dibanggain didepan keluarga,
temen-temen dan semua orang.
Bisa kamu
bayangin? Udah kebayang belom?
Nah
sekarang bayangin.... susahnya aku ngejaga perasaan yang jelas-jelas nyakitin
aku ini.
Capenya
aku ngeyakini kamu yang engga pernah bisa ngerti.
Sakitnya
aku saat lihat kamu sama oranglain.
Bisa?
Kebayang? Aku tak pernah baik-baik saja.. tak pernah.
Ini sudah
lebih dari 9 bulan yang lalu, kamu tau.
Tapi
perasaan aku tak berkurang sedikitpun, rasa sayang ini masih milik kamu.
Kamu
buta? Atau bodoh? Kenapa kamu gak pernah bisa lihat kesakitan aku?
Oke,
mungkin ini aku yang terlalu pintar nutupi semua itu.
Aku ingin
marah, boleh? Aku sungguh sangat ingin berteriak kencang dihadapanmu. Aku ingin
kamu mengetahui sakit ini begitu nyata.
Tapi aku
sadar, aku tak berhak marah. Aku.... bukan siapa-siapa kan?
Semuanya
berubah sangat cepat, namun efeknya bertahan lama, sang...at lama.
Aku
lelah, kamu tau.
Sakit ini
terasa semakin sakit. Sangat luar biasa sakit saat aku terpaksa harus berbohong
dan menutupi semua sakit ini. Saat aku harus tetap kuat dan bilang “aku gapapa”
didepan semua orang.
Kenapa
sulit sekali buat kamu ngerti? Aku lelah!
Kamu tau
alasan mengapa sampai sekarang aku masih sendiri? Masih saja belum bisa membuka
hati untuk orang lain. Itu karna kamu membuat luka yang terlalu sempurna.
Tapi aku
masih saja menyimpannya, menyimpan luka ini. Kamu tau kenapa? Karna luka ini
kamu yang membuatnya.
Aku
menikmati luka ini sendiri, hanya sendiri. Sebenarnya aku juga ingin kamu ikut
serta merasakan ini, tapi jangan. Aku tak mau kamu sakit.
Biarlah
aku saja yang merasakannya.
Kamu ingat?
Dulu kamu begitu usil, sering sekali membuat aku cemburu dengan cerita –cerita
tentang mantan-mantan kamu.
Kita
sering adu argumen tak jelas yang akhirnya selalu memusingkan aku.
Tapi
sekarang? Semuanya lenyap, hilang ditelan panas.
Aku...
merindukan itu.
Aku
sadar, aku tak punya hak apa-apa untuk menyuruh kamu tinggal disini, menetap
dihati ini.
Apakah
ada perempuan seperti aku?
Yang mau,
rela, dan thulus memperjuangkan kamu.?
Ada
perempuan yang tau semua keburukan kamu?
Tak ada kan?
Tentu saja. mereka hanya tau rasanya diperjuangkan.
Mereka
tak mau merasakan sakit karna memperjuangkan.
Yang mereka
tau hanyalah, kamu itu cakep, banyak duit, pintar, perhatian. Kan?
Coba
silahkan cari perempuan kayak aku, yang rela merjuangin kamu mati-matian.
Yang gak
pernah perduli status sosial kamu.
Cari...
kalo kamu nemu, bawa ke aku. Kenalin ke aku.
Aku
janji, aku akan berhenti.
Aku akan
berhenti memperjuangkan kamu.
Kamu
baik-baik ya? Jaga kesehatan.
Aku
sayang kamu, sorry (!)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar